IDENTIFIKASI
PENGEMBANGAN KURIKULUM PGSD S1
PENDIDIKAN
JASMANI FIK UNM
Imam Suyudi, **)
FIK Universitas
Negeri Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi profil mahasiswa PGSD S1 Pendidikan Jasmani, gambaran
karakteristik kurikulum PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK UNM, serta mata kuliah
yang sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi seorang guru pendidikan
jasmani di SD. Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey. Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi PGSD S1 Pendidikan
Jasmani FIK UNM dengan jumlah sampel penelitian 50 orang yang dipilih secara
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan
menggunakan persentase.
Bertolak dari hasil analisis data, maka
penelitian ini menyimpulkan bahwa kesenangan para mahasiswa untuk berolahraga
sewaktu masih duduk di bangku sekolah sebanyak 96 %, menjadi modal mereka untuk
mengikuti perkuliahan khususnya dalam mata kuliah praktek yang persentasenya
sekitar 60 %. Gambaran karakteristik kurikulum PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK
UNM yang lebih dominan adalah mata kuliah praktek cabang olahraga yang
berorientasi kepada pendekatan metode bermain melalui modifikasi peraturan dan
sarana prasarana. Mata kuliah yang sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi
seorang guru pendidikan jasmani di SD yakni lebih dominan memilih mata kuliah
yang berkaitan langsung dengan karakteristik murid SD.
Kata Kunci :
Identifikasi, pengembangan, kurikulum, dan pendidikan jasmani.
ABSTRACT
This Research bent on be for
identification student profile elementary schoolteacher education S1 Physical
education, picture of curriculum characteristic elementary schoolteacher
education S1 Physical education faculty of sportmanship science state university
makassar, and of vital importance course eye control for stock become a
physical education teacher in grade school. This Research is entered research
type survey. Research Population this is the all student of study programs
elementary schoolteacher education S1 Physical education faculty of
sportmanship science state university makassar with amount sample research 50
one whos are selected in random sampling. Technique of data analysis that used
[by] is analysing by using percentage.
Starting from result of data analysis,
then this research concludes that easiness [of] students to do physical
exercise when have been sat in school [of] bench 96 %, become their capital to
follow lecturing specially in eye of practices course that its percentage
around 60 %. Picture of curriculum characteristic elementary schoolteacher
education S1 Physical education faculty of sportmanship science state
university makassar that more dominant is eye of branch practices course sport
was that orientation to method of approach played pass by regulation
modification and medium. Of vital importance course Eye control for stock
become a physical education teacher in grade school namely more dominant select
direct and interconnected course eye with pupil characteristic grade school.
Keyword :
Identification, development, curriculum, and physical education.
Pendahuluan
Pada zaman sekarang pendidikan adalah
modal utama bagi semua insan, sebab usaha pendidikan adalah usaha untuk
meletakkan dasar pengetahuan kepada anak didik. Oleh karena itu maka kegiatan
pendidikan perlu semakin ditingkatkan mutu dan kualitasnya, serta perlu
ditingkatkan sarana dan prasarana utamanya yang berkaitan dengan pembinaan
keolahragaan agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani
atau kegiatan fisik berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian pelakunya,
selain itu olahraga adalah usaha untuk mendorong, membangkitkan, pengembangan
dan membina kekuatan jasmani dan rohani. Mengingat begitu sangat pentingnya
kegiatan olahraga maka pemerintah memasukkan kegiatan olahraga di sekolah mulai
dari Taman Kanak-kanak sampai di Perguruan Tinggi.
Olahraga melalui
tinjauan antropologis mengungkapkan tentang kelebihan manusia dan
menempatkannya sebagai makhluk yang sempurna. Rusli Lautan (1988:4)
mengungkapkan di dalam bukunya bahwa “ Gerak manusia terwujud dalam pola atau
struktur yang lebih luas. Gerak pada manusia tidak sekedar aktifitas jasmani
tanpa sadar, tetapi lebih banyak di dasarkan pada tujuan yang dicapai.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka olahraga dapat dikaji melalui dimensi biologis,
psikis dan sosial budaya. Hal ini menjadikan olahraga moderen memiliki wilayah
kegiatan yang sangat luas. Perhatian pada olahraga di Indonesia tertuju pada
berbagai kegiatan antara lain olahraga kompetitif, olahraga profesional,
olahraga rekreatif dan olahraga pendidikan. Melalui uraian maka kegiatan
olahraga merupakan aktivitas fisik untuk meragakan keterampilan gerak dengan
tujuan tertentu.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk
pendidikan selanjutnya dan pembangunan
nasional. Aset suatu bangsa tidak terletak pada sumber daya alam yang melimpah,
tetapi terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber
daya manusia Indonesia sebagai kekayaan yang kekal dan investasi untuk mencapai
kemajuan bangsa. Di dalam undang-undang No. 2 / 1989 Pasal 3 dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan dasar berlaku
menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah pendidikan jasmani. Banyak factor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan jasmani. Salah satu factor yang amat
menentukan adalah kemampuan guru. Sebagaimana kita ketahui bahwa jumlah guru
pendidikan jasmani di SD sangat terbatas, sehingga pengajaran pendidikan
jasmani sebagian besar masih ditangani oleh guru kelas. Kita menyadari bahwa
bekal untuk meningkatkan pendidikan jasmani di SD meliputi aspek materi, metode
/ cara penyajian, sarana dan prasarana serta pengelolaan proses belajar
mengajar.
Pendidikan jasmani sebagai komponen
pendidikan secara keseluruhan telah di sadari oleh banyak kalangan. Namun,
dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif
seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional.
Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus berpusat pada guru tetap pada
siswa.
Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan
perkembangan anak, isi dan urutan materi serta cara penyampaian harus
disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan
bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan
pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran
pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar
pendidikan jasmani.
Menurut Oemar Hamalik (2008:3) kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh
ijazah. Kurikulum yang telah di susun untuk diterapkan kepada mahasiswa sebagai
perwujudan dari calon-calon tenaga pengajar yang profesional serta ahli
dibidangnya, tentunya diharapkan kelak akan menjadi pion-pion terdepan yang
akan menjawab tantangan pendidikan jasmani di masa yang akan datang. Deretan
jumlah mata kuliah dengan sekian SKS yang telah diformulasikan sebagai
prasyarat yang wajib harus dilulusi sebagai bekal mereka menjadi seorang calon
guru pendidikan jasmani.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Strata Satu
(PGSD S1) yang merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas guru sekolah dasar, yang nantinya setelah menyelesaikan
studinya diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah.
Khusus untuk PGSD S1 Pendidikan Jasmani, tentunya diharapkan untuk mengajarkan
pendidikan jasmani pada jenjang sekolah dasar yang berorientasi bagaimana untuk
meningkatkan kebugaran peserta didiknya lewat pembelajaran gerak.
Uraian pada
bagian latar belakang masalah di atas, dapat melahirkan banyak permasalahan.
Melalui bagian rumusan masalah ini merupakan upaya untuk menyatakan secara
jelas pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari jawabannya. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah;
(1). Bagaimana profil mahasiswa PGSD S1 pendidikan jasmani FIK UNM, (2). Bagaimana gambaran karakteristik
kurikulum PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK UNM, (3). Mata kuliah apakah yang
sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi seorang guru pendidikan jasmani di
SD.
Sesuai dengan permasalahan yang telah
dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hal-hal
sebagai berikut : (1). Profil mahasiswa PGSD S1 pendidikan jasmani FIK UNM,
(2). Gambaran karakteristik kurikulum PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK UNM, (3).
Mata kuliah yang sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi seorang guru
pendidikan jasmani di SD.
Dengan adanya hasil penelitian ini
diharapkan memberikan informasi tentang; (1). Profile mahasiswa PGSD S1
pendidikan jasmani, sebagai titik tolak dalam mendesain untuk menciptakan
tenaga-tenaga guru SD pendidikan jasmani yang lebih profesional dan berkualitas
dibidangnya, (2). Dengan adanya hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan dalam upaya mengembangkan kurikulum
pendidikan jasmani pada umumnya dan kurikulum PGSD S1 pada khususnya, dalam
mempersiapkan calon-calon tenaga pengajar yang lebih bermutu, (3). Manfaat lain
dari hasil penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengembangkan suatu kurikulum.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah non eksperimen
lazim dikelompokkan sebagai jenis penelitian deskriptif (kualitatif) yang
berbentuk analisis dan persentase. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas adalah : (1) profile mahasiswa PGSD S1
pendidikan jasmani (2) gambaran karakteristik kurikulum PGSD S1 pendidikan
jasmani (3) mata kuliah penunjang guru SD pendidikan jasmani. Variabel terikat
adalah identifikasi pengembangan kurikulum PGSD S1 pendidikan jasmani.
Pelaksanaan penelitian maupun pengumpulan
data penelitian ini agar lebih terarah, maka perlu diberi batasan-batasan atau
definisi operasional variabel yang terlibat, (1). Profile mahasiswa adalah
identitas pribadi dan yang menjadi motivasi mahasiswa untuk memilih jurusan
pendidikan olahraga program studi PGSD S1 pendidikan jasmani, (2). Gambaran
karakteristik kurikulum PGSD S1 pendidikan jasmani adalah menyangkut dengan
proses perkuliahan, mulai dari beban SKS, administrasi pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan penilaian/evaluasi, (3). Mata kuliah penunjang guru SD
pendidikan jasmani adalah sejumlah mata kuliah yang sangat mendukung dan
sebagai bekal utama yang harus dikuasai untuk menjadi seorang guru pendidikan
jasmani di sekolah dasar, (4).
Identifikasi pengembangan kurikulum adalah suatu upaya yang dilakukan
secara sistematis untuk mengidentifikasi pengembangan kurikulum kearah yang
lebih baik lagi, dalam menciptakan calon-calon tenaga pengajar yang ahli
dibidangnya khususnya guru pendidikan jasmani di sekolah dasar.
Metode yang digunakan dalam penelitian
mengidentifikasi pengembangan kurikulum PGSD S1 pendidikan jasmani adalah
metode ex post facto dengan mengadakan survey berupa angket dan wawancara pada
mahasiswa program studi PGSD S1 pendidikan jasmani di FIK UNM. Penelitian
tentunya selalu menggunakan obyek untuk diteliti atau diistilahkan dengan
populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi
PGSD S1 pendidikan jasmani Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Makassar.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi PGSD S1 pendidikan
jasmani sebanyak 50 orang semester tinggi, dan dipilih secara stratifide random
sampling.
Salah satu prosedur penelitian dan untuk
menentukan bagaimana cara memperoleh data mengenai variabel yang di teliti,
maka digunakan suatu instrument penelitian yang sesuai dengan variabel yang
terlibat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket (Quisioner). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif dan persentase.
Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dari tiap-tiap
indikator yang diperoleh dari hasil angket, selanjutnya di analisis setiap
indikatornya. Rangkuman tiap-tiap indikatornya dapat dilihat berikut ini :
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa 8 % (4 orang mahasiswa) yang menganggap
kurang baik, 60 % (30 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 32 %
(16 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
mempersiapkan mahasiswa untuk belajar.
Berdasarkan
perhitungan presentase di peroleh bahwa 16 % (8 orang mahasiswa) yang
menganggap kurang baik, 64 % (32 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan
sebanyak 20 % (10 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang
bagaimana dosen merepleksi materi yang lalu sebelum memulai pembelajaran.
Berdasarkan perhitungan presentase di
peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa) menganggap sangat tidak baik, 12 % (6
orang mahasiswa) yang menganggap tidak baik, 18 % (9 orang mahasiswa) yang
menganggap kurang baik, 48 % (24 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan
sebanyak 20 % (10 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang
bagaimana dosen melakukan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa sebelum memulai
perkuliahan.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 54 % (27 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak
46 % (23 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa sebelum memulai perkuliahan.
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa 14 % (7 orang mahasiswa) yang
menganggap kurang baik, 54 % (27 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan
sebanyak 32 % (16 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang
bagaimana dosen menguasai materi pembelajarannya.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa)
yang menganggap tidak baik, 12 % (6 orang mahasiswa) yang menganggap kurang
baik, 60 % (30 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 26 % (13
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan dalam perkuliahan.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa) yang menganggap kurang baik, 34 % (17
orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 64 % (32 orang mahasiswa)
yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen menyampaikan materi dengan
jelas dalam perkuliahan.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa) yang menganggap kurang baik, 38 % (19
orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 60 % (30 orang mahasiswa)
yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen menggunakan bahasa lisan dan
tulisan secara jelas, baik dan benar dalam perkuliahan.
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa 8 % (4 orang mahasiswa) yang menganggap
kurang baik, 54 % (27 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 38 %
(19 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam setiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa) menganggap sangat tidak baik, 8 % (4
orang mahasiswa) yang menganggap tidak baik, 8 % (4 orang mahasiswa) yang menganggap kurang
baik, 54 % (27 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 28 % (14
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen menguasai
kelas dalam setiap perkuliahan.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 4 % (2 orang mahasiswa)
yang menganggap tidak baik, 16 % (8 orang mahasiswa) yang menganggap kurang
baik, 64 % (32 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 16 % (8
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
melaksanakan pembelajaran secara berurut dalam proses perkuliahan.
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa 6 % (3 orang mahasiswa) yang menganggap
kurang baik, 46 % (23 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 48 %
(24 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan sikap positif dalam setiap
pembelajaran.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa)
yang menganggap tidak baik, 8 % (4 orang mahasiswa) yang menganggap kurang
baik, 56 % (28 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 34 % (17
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen menggunakan
media secara efektif dan efesien dalam proses perkuliahan.
Berdasarkan bahwa
hasil perhitungan presentase di peroleh bahwa 8 % (4 orang mahasiswa) yang
menganggap kurang baik, 72 % (36 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan
sebanyak 20 % (10 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang
bagaimana dosen menghasilkan pesan yang menarik dalam setiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 6 % (3 orang mahasiswa)
yang menganggap tidak baik, 20 % (10 orang mahasiswa) yang menganggap kurang
baik, 42 % (21 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 32 % (16
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen melibatkan
mahasiswa dalam pemanfaatan media dalam proses perkuliahan.
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa 4 % (2 orang mahasiswa) yang menganggap
kurang baik, 60 % (30 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 36 %
(18 orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen
memberikan tugas individu dan kelompok dalam setiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 2 % (1 orang mahasiswa) menganggap sangat tidak baik, 6 % (3
orang mahasiswa) yang menganggap kurang baik, 66 % (33 orang mahasiswa) yang
menganggap baik, dan sebanyak 26 % (13 orang mahasiswa) yang menganggap sangat
baik tentang bagaimana dosen memberikan ujian tengah semester dalam setiap mata
kuliah.
Berdasarkan hasil
perhitungan presentase di peroleh bahwa
56 % (28 orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 44 % (22
orang mahasiswa) yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen memberikan
ujian akhir semester dalam setiap mata kuliah.
Berdasarkan hasil perhitungan presentase
di peroleh bahwa 4 % (2 orang mahasiswa) yang menganggap kurang baik, 28 % (14
orang mahasiswa) yang menganggap baik, dan sebanyak 68 % (34 orang mahasiswa)
yang menganggap sangat baik tentang bagaimana dosen menentukan nilai akhir
dengan indikator yang jelas dalam setiap mata kuliah.
Berdasarkan data hasil penelitian profil
mahasiswa PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK
UNM, diperoleh beberapa data yang dapat menjadi dasar dalam pengembangan
kurikulum serta sebagai suatu pegangan
dalam menyusun suatu kontrak perkuliahan. Sehingga pelaksanaan
perkuliahan dapat berjalan lancar. Adapun gambaran tentang profil mahasiswa
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Berdasarkan hasil perhitungan persentase
di peroleh bahwa mahasiswa berasal dari Madrasah Aliyah sebanyak 5 orang (10
%), dari Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 7 orang (14 %), dan dari Sekolah
Menengah Umum sebanyak 38 orang (76 %).
Berdasarkan hasil perhitungan persentase
di peroleh bahwa mahasiswa berasal dari daerah Bantaeng sebanyak 1 orang (2 %),
Barru sebanyak 3 orang (6 %), Bone sebanyak 2 orang (4 %), Bulukumba sebanyak 9
orang (18 %), Enrekang sebanyak 2 orang (4 %), Jeneponto sebanyak 1 orang (2
%), Luwu Utara sebanyak 1 orang (2 %), Makassar sebanyak 8 orang (16 %), Mamasa
sebanyak 1 orang (2 %), Palopo sebanyak 2 orang (4 %), Pangkep sebanyak 3 orang
(6 %), Selayar sebanyak 1 orang (2 %), Sinjai sebanyak 6 orang (12 %), Soppeng
sebanyak 1 orang (2 %), Takalar sebanyak 4 orang (8 %), Wajo sebanyak 4 orang
(8 %).
Berdasarkan hasil
perhitungan persentase di peroleh bahwa pekerjaan dari bapak mahasiswa yakni
sebagai petani sebanyak 15 orang (30 %), pegawai negeri sipil sebanyak 14 orang
(28 %), wiraswasta sebanyak 8 orang (16 %), dan lain-lain sebanyak 13
orang (26 %).
Berdasarkan hasil perhitungan persentase
di peroleh bahwa pekerjaan dari ibu mahasiswa yakni sebagai petani sebanyak 2
orang (4 %), pegawai negeri sipil sebanyak 12 orang (24 %), wiraswasta sebanyak 3 orang (6 %),
dan ibu rumah tangga sebanyak 33 orang
(66 %).
Berdasarkan hasil perhitungan persentase
di peroleh bahwa mata pelajaran yang paling di senangi sewaktu duduk di bangku
SMTA yakni yang menyenangi pelajaran olahraga/penjas sebanyak 48 orang (96 %),
dan yang menyenangi pelajaran yang lain adalah
sebanyak 2 orang (4 %).
Berdasarkan hasil
perhitungan persentase di peroleh bahwa inisiatif mahasiswa untuk memilih prodi
PGSD S1 Pendidikan Jasmani atas inisiatif diri sendiri sebanyak 48 orang (96
%), dan atas inisiatif orang tua adalah sebanyak 2 orang (4 %).
Pembahasan
Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan
dalam sub di atas, dikemukakan secara berurutan sesuai dengan rumusan masalah
serta didukung oleh tinjauan pustaka yang berbentuk besaran persentase. Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut : (1). Profil mahasiswa PGSD S1 pendidikan
jasmani FIK UNM, dari sampel 50 orang mahasiswa yang di ambil lebih banyak
berasal dari sekolah menengah umum yang mata pelajarannya sangat mendukung,
sehingga pada pelaksanaan perkuliahan serta mata kuliah yang ditawarkan juga
oleh prodi PGSD S1 Pendidikan Jasmani, tidak mengalami masalah yang berarti
bagi mahasiswa karena pada pelaksanaannya yang dominan mata kuliah praktek
dibandingkan dengan teori dengan perbandingan 60 % untuk mata kuliah praktek
dan 40 % untuk mata kuliah teori. Hal ini sangat didukung dengan postur mahasiswa
yang sesuai yakni dari hasil penelitian di peroleh komposisi badan dan tinggi
badan sangat proporsional, serta mahasiswa sewaktu di bangku sekolah sangat
senang berolahraga dan sebagian besar dari mereka adalah berasal dari daerah
atau desa yang dominan pekerjaan orang tua mereka adalah petani, sehingga
dengan sendirinya fisik mereka cukup terlatih dan kuat. (2). Gambaran karakteristik kurikulum PGSD
S1 Pendidikan Jasmani FIK UNM, sesuai dengan data hasil penelitian melalui
angket yang telah di sebarkan diperoleh bahwa pada prinsipnya proses
perkuliahan berjalan dengan lancar, begitu pula dengan distribusi mata kuliah
setiap semesternya telah tertata dengan baik, hanya saja sesuai dengan yang di
peroleh pada data hasil penelitian memberi gambaran bahwa masih ada beberapa
orang tenaga pengajar belum terlalu maksimal dalam hal pentransperan ilmu yang
mereka miliki masih sangat sulit untuk di tangkap oleh sebahagian mahasiswa,
sehingga sangat mempengaruhi lancarnya proses belajar mengajar yang terjadi.
(3). Mata kuliah yang sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi seorang guru
pendidikan jasmani SD menurut mahasiswa yang telah menjadi objek penelitian ini
adalah lebih condong kepada sederet mata kuliah praktek, karena pada prinsipnya
untuk mengajar nantinya di sekolah dasar yang sangat di butuhkan oleh mereka
adalah bagaimana guru mempraktekkan kemudian mereka ditiru dan kemudian murid
mencoba melakukannya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Sehingga dengan
sendirinya untuk mencapai hal tersebut yakni bagaimana mengajarkan penjas di SD
dengan tanpa mengalami permasalahan, maka sebagai penawarnya adalah mahasiswa
ini harus menguasai sebanyak mungkin teknik dasar tiap cabang olahraga yang
mereka peroleh di bangku kuliah, serta bagaimana mengajarkannya dalam suasana
yang riang gembira tanpa sedikit pun ada upaya untuk menyakiti mereka karena
salah. Tentunya dalam pembelajaran yang mengedepankan tentang faktor modifikasi
baik aturan maupun peralatan yang digunakan.
Kesimpulan
Berdasarkan dengan hasil penelitian ini
dapat di tarik beberapa kesimpulan : (1). Profil mahasiswa PGSD S1 pendidikan
jasmani FIK UNM yang lebih banyak berasal dari sekolah-sekolah menengah umum
yakni sebanyak 76 %, merupakan sesuatu
yang dapat membantu mereka dalam proses perkuliahan khususnya mata kuliah teori
yang persentasenya sekitar 40 %.
Begitu pula dengan kesenangan para mahasiswa untuk berolahraga sewaktu masih
duduk di bangku sekolah sebanyak 96 %, serta rata-rata bentuk tubuh mereka
cukup proporsional. Sehingga dengan sendirinya inilah yang menjadi modal mereka
untuk mengikuti perkuliahan khususnya dalam mata kuliah praktek yang
persentasenya sekitar 60 %. Dengan demikian hal-hal inilah yang akan sangat
membantu mereka dalam percepatan penyelesaian studi. (2). Gambaran
karakteristik kurikulum PGSD S1 Pendidikan Jasmani FIK UNM yang lebih dominan
mata kuliah praktek cabang olahraga yang berorientasi kepada pendekatan metode
bermain melalui modifikasi peraturan dan sarana prasarana, hal inilah yang
membuat seorang tenaga pengajarnya harus lebih kreatif sehingga akan memberikan
ilmu atau pengalaman belajar kepada mahasiswa dengan maksimal. Karena
ketercapaian suatu tujuan kurikulum akan sangat di tentukan oleh kualitas
tenaga pengajarnya, dan di peroleh data bahwa 2 % mahasiswa menganggap tenaga
pengajarnya kurang baik, 84 % baik, dan sekitar 14 % sangat baik dalam hal memberikan
materi kuliah baik teori maupun praktek serta bagaimana mereka menyiapkan diri
baik administrasi pembelajaran maupun media yang akan digunakan sebelum
mengajar. (3). Mata kuliah yang sangat penting di kuasai untuk bekal menjadi
seorang guru pendidikan jasmani di SD yakni lebih dominan memilih mata kuliah
yang berkaitan langsung dengan karakteristik murid SD seperti mata kuliah:
pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologi pendidikan jasmani, strategi
belajar mengajar, manajemen pendidikan jasmani, serta pemanduan bakat.
Disamping itu juga beberapa mata kuliah praktek untuk cabang olahraga seperti :
atletik, uji diri (senam), aquatik (renang), serta beberapa olahraga permainan.
Mata kuliah praktek dan teori harus senantiasa beriringan untuk mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.
Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini di
kemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1). Para tenaga pengajar, di
harapkan dalam membawakan mata kuliah haruslah senantiasa memperhatikan
karakteristik atau kekhususan dari program studi PGSD S1 Pendidikan Jasmani
yang berorientasi pada pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan metode
bermain dan modifikasi peraturan pertandingan serta sarana prasarana. (2). Para
mahasiswa, kiranya dalam proses perkuliahan khususnya mata kuliah praktek harus
lebih serius memperhatikan agar dapat menguasai gerakan-gerakannya baik
komponen gerak dasarnya atau teknik dasar cabang olahraganya, agar nantinya
tidak mengalami hambatan pada waktu mengajar langsung di SD. (3). Para
peneliti, diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang
lebih luas lagi, sehingga dapat menjadi informasi yang lebih lengkap untuk
memaksimalkan proses belajar mengajar.
Daftar Pustaka
Ahmad, Rusly.
1989. Perencanaan dan Desain Kurikulum dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud.
Ali, M. 1984.
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Sinar Baru.
Dakir. 2004.
Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gagne, Robert M.
1988. Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Pengajaran (Essential of Learning for
Intstruction) Alih bahasa Abdillah Hanafi dan Abdul Manan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Hamalik, Oemar.
2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
-----------------------.
1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
-----------------------.
2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lutan, Rusli.,
dkk. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani (Konsep dan Praktik). Jakarta:
Depdiknas.
McNeil, John D.
1990. Curriculum a Comprehensive Introduction, Fourth Edition, London, England,
Foresman/Littlem Brown Higher Education. A Division & Illionois.
Munir, M.IT.
2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nasution, S.
1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Print, Murray.
1993. Curriculum Development and Design. Sydney: Allen and Unwin.
Lutan, Rusli.,
dkk. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani, Konsep dan Praktik. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, Syaiful.
2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Samsudin. 2008.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Litera
Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina.
2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saylor, J.G.,
Alexander, W.M., dan A.J. Lewis. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching
and Learning. New York: Holt Renehart and Winston.
Sriyono, dkk.
1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suryosubroto, B.
2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
----------, 1993.
Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdikbud.
Undang-Undang No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.